Bangkalan//MIMBAR-DEMOKRASI.COM
BANGKALAN - Bergulirnya persidangan dugaan Kasus online Get-40 Juta ke -8 sudah tahap pembuktian dari terdakwa dengan menyerahkan bukti-bukti TransFer seluruh anggota arisan yang ikut serta sesuai Atasnama kecuali Ilyati Novitasari yang tidak ada dalam group arisan tersebut.
Pasalnya pihak pelapor STN arisan online terindikasi mendatang saksi palsu Atasnama Ilyati Novitasri untuk memberatkan terdakwa INA untuk mengelabuhi hakim agar Laporannya memenuhi unsur pidana dan menjerat terdakwa dengan hukuman sesuai pasal 378 atau 372.
Ilyati Novitasari bersaksi dalam persidangan bahwa dia juga merupakan anggota arisan online yang belum narik dan uang admin belum dikembalikan sama sekali oleh terdakwa bahkan ia mengaku bahwa dirinya telah dirugikan dengan adanya tersebut.
"Pada sidang pembelaan terdakwa, Inayah menyampaikan di depan Majelis hakim bahwa Ilyati Novitasari bukan Anggota arisan Get-40 yang selama ini dibuatnya. Dia hanya memberikan keterangan palsu di persidangan sebagai Saksi memberatkan.
Ilyati Novitasari jadi saksi sidang ke 4 bersaksi bahwasanya dia ikut arisan online 40jt dengan nomer ke - 8 sebelum sisuk hadir nomer 8 dia duluan yang ikut sebelum digantikan sisuk. Sari mengatakan bahwasanya uang yang ada di inayah senilai 3600+2jt uang admin dan sampai sekarang belum dibayar SMA Inayah.
Dan sari juga mengatakan kalau dia bayar uang kes. Sedangkan yang ikut sudah tertera nama namanya dan pembayaran lewat transfer semua. sedangkan ilyati Novitasari bayar kes sendiri. Setelelah ibu hakim menegur kenapa tidak diminta, ilyati Novitasari mengatakan males yang mau nagih lagi," ungkapnya pada selasa 11 April 2023.
Padahal seluruh bukti anggota yang ikut arisan sudah ada dalam dokumen ini, yakni pengembalian uang yang masuk. Adapun arisan dibubarkan berdasarkan kesepakatan anggota arisan pada waktu tahun lalu dan semua sudah dikembalikan tanpa terkecuali termasuk Pelapor," Ungkap Terdakwa INA, Senin (15/05/2022).
Moh Hosen Aktivis Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) mengatakan Persoalan perkara arisan online ini seakan dipaksakan mulai dari Pelaporan sampai pelimpahan berkas di kejaksaan negeri Bangkalan. "Coba kita bayangkan, baru kali ini ada perkara dugaan kasus arisan online dari sejak 2019 sampai 2023 baru disidangkan di pengadilan negeri Bangkalan.
Tiap kali berkas dilimpahkan kepihak Kejaksaan Negeri Bangkalan selalu tidak lengkap dan dikembalikan oleh jaksa penuntut umum. Dan penyidik berulang ulang memangil terdakwa maupun saksi-saksi. Ini merupakan perkara teraneh di negara republik Indonesia dan adanya hanya di kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur.
Sebelumnya mantan Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono menjanjikan untuk diselesaikan di polres atau Kejaksan namun janjinya hanya sekedar janji tak kunjung ditepati terbukti sampai melangkah di persidangan.
Kami meyakini Pengadilan Negeri Bangkalan Profesional dalam tangani Perka di persidangan dan tak mudah dibodohi oleh saksi palsu yang di datangkan oleh pihak pelapor. Ketua majelis hakim Ernila pastinya sudah paham dengan perjalanan persidangan arisan online ini. Bahwa Perka ini seakan dibuat untuk menjatuhkan Marwah dan Martabat seseorang.
( Red )