Jember//MIMBAR-DEMOKRASI.COM
Jember, - Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jawa Timur, Muhammad Fawait (Gus Fawait), didorong maju sebagai calon bupati (cabup) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jember. Hasil pemilihan legislatif 2024 yang mencapai 239.414 suara, diyakini bisa menjadi modal awal bagi Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) tersebut terpilih sebagai P1.
Ketua LSN Jember, Abdullah Waid mengatakan, terpilihnya kembali sebagai anggota DPRD Jawa Timur pada Pemilu 2024 dengan perolehan suara yang di luar ekspektasi, menjadi alasan bagi LSN mendorong Gus Fawait maju pada Pilkada Jember mendatang.
Bukan tanpa alasan, karena target suara Gus Fawait pada Pemilu 2024 sebenarnya hanya bertahan atau sama dengan pemilu sebelumnya di angka 228 ribu lebih. Target itu untuk dua kabupaten, Jember dan Lumajang. Namun, setelah proses rekapitulasi di daerah pemilihan (dapil) V Jawa Timur tuntas, suara Gus Fawait mengejutkan. Tembus 239.414 suara.
Perinciannya, Jember meraih 217.711 suara atau naik 30 persen dibanding periode sebelumnya. Sisanya disumbang Lumajang. “Animo warga Jember mempercayai Gus Fawait cukup tinggi. Ini karena beliau rajin turun ke bawah dan menyapa langsung masyarakat,” kata Waid, didampingi Sekretaris LSN Jember Kamiludin, saat menggelar pers rilis di salah satu hotel di Jember, Jumat 8 Maret 2024.
Waid menyebut, selain modal raihan suara, perolehan kursi Partai Gerindra untuk Dapil Jember-Lumajang, juga signifikan. Untuk DPRD Jember mampu meraih 10 kursi, naik tiga kursi dari pemilu sebelumnya. Sedangkan DPRD Lumajang mendapat 11 kursi, bertambah empat kursi dari Pemilu 2019.
Catatan menggembirakan juga terjadi pada kursi DPRD provinsi dan DPR RI. Pada 2019 lalu, partai besutan Prabowo Subianto ini meraih dua kursi untuk provinsi dan hanya satu kursi DPR RI. Namun, pada pemilu sekarang masing-masing bertambah. DPRD Jatim mendapat tiga kursi dan DPR pusat dua kursi.
“Kemenangan Prabowo-Gibran yang mendapat 967.301 suara di Jember atau mencapai 67 persen, semakin menguatkan kami sebagai pengurus LSN untuk meminta Presiden LSN Gus Fawait bersedia maju sebagai bupati Jember,” bebernya.
Meski demikian, modal perolehan suara saja tidak cukup. Mantan Ketua Panwaskab Jember (sekarang Bawaslu) ini, tetap meminta agar Partai Gerindra memberikan rekomendasi kepada kader terbaiknya supaya bisa maju sebagai calon bupati. Termasuk membuka peluang membangun koalisi dengan partai lain untuk mengusung politisi kelahiran Desa Wringinagung, Kecamatan Jombang, tersebut.
Penantang Kuat Petahana
Jalan menuju P1 bagi Gus Fawait tentu saja tidak gampang. Karena Bupati Jember Hendy Siswanto, juga disebut-sebut bakal maju kembali sebagai calon petahana. Melihat realitas politik seperti itu, Waid menyatakan, pihaknya sudah menghitung secara cermat. Sebab, pada Pilkada 2020 lalu, Partai Gerindra juga menjadi salah satu partai yang mengusung Bupati Hendy.
Menilik hasil perolehan suara pasangan Hendy Siswanto dan M Balya Firjaun Barlaman pada pilkada lalu yang memperoleh lebih 480 ribu suara, jalan yang bakal dilalui Gus Fawait cukup terjal. Karena jika dikalkulasi head to head, raihan suara Gus Fawait tak sampai separuhnya dari suara Hendy.
Terkait hal itu, Waid menyebut, meski secara matematis masih kalah jumlah, namun secara politis, peluang Gus Fawait mengalahkan petahana terbuka lebar. Sebab, pemilihan legislatif lapisannya cukup tebal. Calonnya banyak. Daftar calon juga tanpa gambar. Sehingga membuat pemilih bingung saat mencoblos di bilik suara.
Kondisi ini berbeda dengan pilkada. Jumlah calonnya terbatas dan ada gambar atau foto di kertas suara. “Kalau gambar dan calonnya lebih sedikit, jadi lebih gampang,” tuturnya.
Belum lagi, jika melihat hasil Pemilu 2024, ketersebaran suara Gus Fawait di Jember juga merata. Dari 31 kecamatan yang ada, cuma tiga distrik saja yang perolehannya di bawah 10 persen. Yakni Kecamatan Jenggawah, Sumberjambe dan Patrang. Sisanya, sudah di atas 10 persen.
Bahkan, berdasarkan survei internal yang dilakukan Desember 2023 lalu, tingkat elektabilitas Gus Fawait dan Hendy Siswanto, disebutnya terpaut tipis. Hanya 1,5 persen. Meski angka popularitasnya masih perlu didongkrak kembali. Berdasarkan survei yang sama, Hendy meraup angka popularitas 90 persen lebih, sedangkan Gus Fawait 60 persen lebih. Artinya, dari seluruh masyarakat Jember lebih dari separuh yang telah mengenal Gus Fawait.
“Jika melihat hasil survei tersebut, peluang mengejar popularitas dan elektabilitas masih terbuka lebar. Dan kami yakin, bisa menyalip. Walau begitu, kami tetap satu komando dengan Gus Fawait. Soal bersedia atau tidak (dicalonkan bupati) tetap menjadi hak prerogatif beliau,” pungkasnya. ( Red )