SURABAYA//MIMBAR-DEMOKRASI.COM
Surabaya, - Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya menggelar sosialisasi tatap muka pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tahun 2024, di kantor PCNU Surabaya, kamis, 7/11/2024 malam.
Menurut ketua panitia muthowif, menuturkan kalau "Acara sosialisasi tatap muka di hadiri perwakilan berapa badan otonom (Banom), dan lembaga yang ada di tingkat cabang 50 orang, dan dua pemateri dari praktisi dan akademisi. Dari praktisi menghadirkan pemateri dari LPBHNU sendiri, sedangkan dari akademisi menghadirkan, Khoirul Rosyadi, guru besar sosiologi Universitas Trunojoyo".
Sedangkan tema sosialisasi "kesadaran pemilih dalam menentukan pilihan wali kota dan wakil walikota tahun 2024". Mengingat pemilih ketika di Pilwali sangat minim partisipasi masyarakat dalam ikut serta dalam memilih, jika dibandingkan dengan pileg. lanjutnya.
Pemateri pertama Mohammad Syahid, membahas keberadaan partisipasi masyarakat (parmas) yang meningkat 0.23% pada pemilihan wali kota dan wakil walikota (Pilwali) pada tahun 2020, jika dibandingkan dengan Pilwali tahun 2015.
Dengan adanya peningkatan parmas pada saat pemilihan tahun 2020, pada tahun ini (2024) pelaksanaan pilwali serentak kota Surabaya bisa meningkat sesuai dengan harapan KPU, harapannya.
Agar proses demokrasi yang sedang berjalan tidak hanya dipahami prosedur semata, "Demokrasi di pahami bukan hanya sebagai prosedur semata, melainkan sebuah sistem yang menjamin adanya kompetisi yang sehat dan adil". Tutup syahid.
Sementara pemateri kedua menyampaikan tentang politik kebangsaan NU dalam pemilu, ada
9 poin politik kebangsaan NU, yang bisa dijadikan pedoman kaula muda NU seperti Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, lesbumi, Lazisnu, LDNU dan sebagainya yang hadir pada malam ini.
Menurut Rosyadi, politik kaum muda NU berpedoman pada "9 pedornan politik NU hasil Muktamar ke-28 tahun 1989 di Pondok Pesantren Al-Munawwir, diantaranya, Keterlibatan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara menyeluruh sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945;
Tidak kalah pentingnya kaum muda NU berpolitik, "Politik yang berwawasan kebangsaan dan menuju integrasi bangsa dengan langkah-langkah yang senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita-cita bersama.
Berpolitik itu, untuk "terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir dan batin, dan dilakukan sebagai amal ibadah menuju kebahagiaan di dunia dan kehidupan di akhirat. Tutupnya. ( Pandi )